Minggu, 27 April 2014

Salah nalar

Definisi salah nalar
 Definisi Salah Nalar
             Salah nalar merupakan Gagasan, pikiran, kepercayaan, atau simpulan yang salah, keliru, atau cacat. Dalam proses berpikir sering sekali kita keliru menafsirkan atau menarik kesimpulan, kekeliruan ini dapat terjadi karena faktor emosional, kecerobohan, atau ketidaktahuan.
 Contoh salah nalar :
 Emilia, seorang alumni STIE Serelo Lahat, dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik. Oleh sebab itu, Halimah seorang alumni STIE Serelo Lahat, tentu dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik.

 Macam-macam salah nalar
 Komunikasi yang baik adalah komunikasi yang tepat pada sasarannya, oleh karena itu dalam berkomunikasi perlu kita perhatikan kalimat dalam berbahasa Indonesia secara cermat. Sehingga salah nalar dapat terminimalisasikan.
 Ada beberapa macam salah nalar, yakni sebagai berikut :
 a.    Deduksi yang salah
      Simpulan dari suatu silogisme dengan diawali premis yang salah atau tidak memenuhi persyaratan.
      Contoh dari Deduksi yang salah :
 -          Kalau listrik masuk desa, rakyat di daerah itu menjadi cerdas.
  b.   Generalisasi Terlalu Luas
 Salah nalar jenis ini disebabkan oleh jumlah premis yang mendukung generalisasi tidak seimbang dengan besarnya generalisasi tersebut sehingga kesimpulan yang diambil menjadi salah.
 Contoh Generalisasi Terlalu Luas :
 -          Setiap orang yang telah mengikuti Penataran P4 akan menjadi manusia Pancasilais sejati.
 -          Anak-anak tidak boleh memegang barang porselen karena barang itu cepat pecah.
  c.    Pemilihan Terbatas pada Dua Alternatif
 Salah nalar ini dilandasi oleh penalaran alternatif yang tidak tepat dengan pemilihan jawaban yang ada.
 Contoh Pemilihan Terbatas pada Dua Alternatif :
 -          Orang itu membakar rumahnya agar kejahatan yang dilakukan tidak diketahui orang lain.
 -          Petani harus bersekolah supaya terampil.
  d.   Penyebab yang Salah Nalar
 Salah nalar ini disebabkan oleh kesalahan menilai sesuatu sehingga mengakibatkan terjadinya pergeseran maksud.
 Contoh Penyebab yang Salah Nalar :
 -          Hendra mendapat kenaikan jabatan setelah ia memperhatikan dan mengurusi makam leluhurnya.
 -          Anak wanita dilarang duduk di depan pintu agar tidak susah jodohnya.
 e.    Analogi yang Salah
 Salah nalar ini dapat terjadi bila orang menganalogikan sesuatu dengan yang lain dengan anggapan persamaan salah satu segi akan memberikan kepastian persamaan pada segi yang lain.
 Contoh Analogi yang Salah
 -          Anto walaupun lulusan Akademi Amanah tidak dapat mengerjakan tugasnya dengan baik.
 -          Pada hari senin Patriana kuliah mengendarai sepeda motor. Pada hari selasa Patriana kuliah juga mengendarai sepeda motor. Pada hari rabu patriana kuliah pasti mengendarai sepeda motor.
 -          Rektor harus memimpin universitas seperti jenderal memimpin divisi.
 f.     Argumentasi Bidik Orang
 Salah nalar jenis ini disebabkan oleh sikap menghubungkan sifat seseorang dengan tugas yang diembannya.
 Contoh Argumentasi Bidik Orang :
 -          Kusdi kesulitan membuat tugas makalah bahasa Indonesia karena tidak mempunyai materi bahasa Indonesia.
 -          Deliana tidak bias menikah lagi karena ia sudah janda.
 g.    Meniru-niru yang Sudah Ada
 Salah nalar jenis ini berhubungan dengan anggapan bahwa sesuatu itu dapat kita lakukan kalau orang lain melakukan hal itu.
 Contoh Meniru-niru yang Sudah Ada :
 -          Kita bisa melakukan korupsi karena pejabat pemerintah melakukannya.
 -          Saat Ujian Akhir Semester mata kuliah Bahasa Indonesia Slamet mencotek, karena pada mata kuliah Statistik Fitriawati juga mencontek.  

 h.   Penyamarataan Para Ahli
 Salah nalar ini disebabkan oleh anggapan orang tentang berbagai ilmu dengan pandangan yang sama. Hal ini akan mengakibatkan kekeliruan mengambil kesimpulan.
 Contoh Penyamarataan Para Ahli :
 -          Dosen mata kuliah Bahasa Indonesia adalah Diska, Sarjanah Ekonomi.
 -          Sarifah pandai membuat kue, ia adalah lulusan SMEA.

Salah Nalar dalam Komunikasi

    Salah satu penyampaian komunikasi adalah berita, baik itu dari media elektronik, ataupun dari media massa. Penyampaian berita yang dsampaikan sering sekali terjadi kesalahan dalam berpikir, sehingga dapat mengakibatkan kesalahan dalam penalaran/nalar bagi penerima berita.
 Kekurangcermatan seseorang atau jurnalis dalam melihat hubungan logis antara satu fakta dengan fakta lain dalam konteks hubungan sebab-akibat, dan kekurangcermatan itu kemudian dituangkan dalam teks berita, bisa menyesatkan “logika” pembaca atau pemirsa. Ketika pembaca atau pemirsa menganggap teks yang dihasilkan jurnalis itu sebagai sebuah kebenaran, maka kesesatan logika pun jadi dianggap benar.
    Fakta berupa pernyataan yang mengandung salah  nalar atau sesat logika memang bisa saja berasal dari narasumber. Bisa saja narasumber sengaja untuk kepentingan tertentu, atau tak sengaja karena sebab tertentu. Namun, bukan berarti jurnalis bisa begitu saja meloloskannya  menjadi fakta dalam teks berita. Bahkan, pada tahap awal, jurnalis  seharusnya langsung mempersoalkan pernyataan yang salah nalar itu kepada narasumber.
 Sebagai contoh pernyataan salah nalar muncul di dua media cetak, Kedaulatan Rakyat (24/3/09, hal 24) dan Koran Tempo (25/3/09, hal B3) :

Contoh
   Pada Kedaulatan Rakyat, salah nalar muncul di alinea ke-5 berita berjudul Golput Rugikan Proses Demokrasi. Berita ini memuat pernyataan dua pimpinan partai politik tentang golput pada saat keduanya kampanye, yaitu Yusril Ihza Mahendra (Ketua Majelis Syuro Partai Kebangkitan Bangsa) dan MS Kaban (Ketua Umum Partai Bulan Bintang).
 Alinea ke-5 berita tersebut, yang hanya terdiri atas tiga kalimat (dua kalimat tak langsung dan satu kalimat langsung berupa kutipan), memuat pernyataan MS Kaban tentang golput. Alinea selanjutnya berisi topik lain yaitu tentang panwaslu. 
 Alinea ke-5 ditulis demikian:
 Hal senada diungkapkan Ketua Umum PBB, MS Kaban. Menurut Kaban, golput merupakan tindakan orang yang tidak bertanggungjawab. “Sebab kita saat ini sedang mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” ujarnya.
 
   Pada Koran Tempo salah nalar muncul pada berita tentang kelangkaan pupuk. Persoalan salah nalar  mulai di judul hingga di tubuh berita. Judul berita suratkabar ini demikian: Pupuk Langka karena Petani Belum Ikut Kelompok Tani.
 Pada lead (memimpin), salah nalar di judul dipertegas.
 Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jawa Tengah Aris Budiono menyatakan kelangkaan atau kesulitan petani dalam memperoleh pupuk pada musim tanam kedua tahun ini disebabkan masih banyak petani yang belum masuk kelompok tani.
  

0 komentar:

Posting Komentar