Definisi
Salah Nalar
Salah
nalar merupakan Gagasan, pikiran, kepercayaan, atau simpulan yang salah,
keliru, atau cacat. Dalam proses berpikir sering sekali kita keliru menafsirkan
atau menarik kesimpulan, kekeliruan ini dapat terjadi karena faktor emosional,
kecerobohan, atau ketidaktahuan.
Contoh salah nalar :
Emilia, seorang alumni STIE Serelo
Lahat, dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik. Oleh sebab itu, Halimah
seorang alumni STIE Serelo Lahat, tentu dapat menyelesaikan tugasnya dengan
baik.
Macam-macam
salah nalar
Komunikasi yang baik adalah
komunikasi yang tepat pada sasarannya, oleh karena itu dalam berkomunikasi
perlu kita perhatikan kalimat dalam berbahasa Indonesia secara cermat. Sehingga
salah nalar dapat terminimalisasikan.
Ada beberapa macam salah nalar,
yakni sebagai berikut :
a.
Deduksi yang salah
Simpulan
dari suatu silogisme
dengan diawali premis
yang salah atau tidak memenuhi persyaratan.
Contoh
dari Deduksi yang salah :
-
Kalau listrik masuk desa, rakyat di daerah itu menjadi cerdas.
b.
Generalisasi Terlalu Luas
Salah nalar jenis ini disebabkan
oleh jumlah premis
yang mendukung generalisasi
tidak seimbang dengan besarnya generalisasi
tersebut sehingga kesimpulan yang diambil menjadi salah.
Contoh Generalisasi Terlalu Luas :
-
Setiap orang yang telah mengikuti Penataran P4 akan menjadi manusia Pancasilais
sejati.
-
Anak-anak tidak boleh memegang barang porselen karena barang itu cepat pecah.
c.
Pemilihan Terbatas pada Dua Alternatif
Salah nalar ini dilandasi oleh
penalaran alternatif
yang tidak tepat dengan pemilihan jawaban yang ada.
Contoh Pemilihan Terbatas pada Dua
Alternatif :
-
Orang itu membakar rumahnya agar kejahatan yang dilakukan tidak diketahui orang
lain.
-
Petani harus bersekolah supaya terampil.
d.
Penyebab yang Salah Nalar
Salah nalar ini disebabkan oleh
kesalahan menilai sesuatu sehingga mengakibatkan terjadinya pergeseran maksud.
Contoh Penyebab yang Salah Nalar :
-
Hendra mendapat kenaikan jabatan setelah ia memperhatikan dan mengurusi makam
leluhurnya.
-
Anak wanita dilarang duduk di depan pintu agar tidak susah jodohnya.
e.
Analogi yang Salah
Salah nalar ini dapat terjadi bila
orang menganalogikan
sesuatu dengan yang lain dengan anggapan persamaan salah satu segi akan
memberikan kepastian persamaan pada segi yang lain.
Contoh Analogi yang Salah
-
Anto walaupun lulusan Akademi Amanah tidak dapat mengerjakan tugasnya dengan
baik.
-
Pada hari senin Patriana kuliah mengendarai sepeda motor. Pada hari selasa
Patriana kuliah juga mengendarai sepeda motor. Pada hari rabu patriana kuliah
pasti mengendarai sepeda motor.
-
Rektor harus memimpin universitas seperti jenderal memimpin divisi.
f.
Argumentasi Bidik Orang
Salah nalar jenis ini disebabkan
oleh sikap menghubungkan sifat seseorang dengan tugas yang diembannya.
Contoh Argumentasi Bidik Orang :
-
Kusdi kesulitan membuat tugas makalah bahasa Indonesia karena tidak mempunyai
materi bahasa Indonesia.
-
Deliana tidak bias menikah lagi karena ia sudah janda.
g.
Meniru-niru yang Sudah Ada
Salah nalar jenis ini berhubungan
dengan anggapan bahwa sesuatu itu dapat kita lakukan kalau orang lain melakukan
hal itu.
Contoh Meniru-niru yang Sudah Ada :
-
Kita bisa melakukan korupsi karena pejabat pemerintah melakukannya.
-
Saat Ujian Akhir Semester mata kuliah Bahasa Indonesia Slamet mencotek, karena
pada mata kuliah Statistik Fitriawati juga mencontek.
h.
Penyamarataan Para Ahli
Salah nalar ini disebabkan oleh
anggapan orang tentang berbagai ilmu dengan pandangan yang sama. Hal ini akan
mengakibatkan kekeliruan mengambil kesimpulan.
Contoh Penyamarataan Para Ahli :
-
Dosen mata kuliah Bahasa Indonesia adalah Diska, Sarjanah Ekonomi.
-
Sarifah pandai membuat kue, ia adalah lulusan SMEA.
Salah Nalar
dalam Komunikasi
Salah satu penyampaian
komunikasi adalah berita, baik itu dari media elektronik, ataupun dari media
massa. Penyampaian berita yang dsampaikan sering sekali terjadi kesalahan dalam
berpikir, sehingga dapat mengakibatkan kesalahan dalam penalaran/nalar bagi
penerima berita.
Kekurangcermatan seseorang atau
jurnalis dalam melihat hubungan logis antara satu fakta dengan fakta lain dalam
konteks hubungan sebab-akibat, dan kekurangcermatan itu kemudian dituangkan
dalam teks berita, bisa menyesatkan “logika” pembaca atau pemirsa. Ketika
pembaca atau pemirsa menganggap teks yang dihasilkan jurnalis itu sebagai
sebuah kebenaran, maka kesesatan logika pun jadi dianggap benar.
Fakta berupa pernyataan yang
mengandung salah nalar atau sesat logika memang bisa saja berasal dari
narasumber. Bisa saja narasumber sengaja untuk kepentingan tertentu, atau tak
sengaja karena sebab tertentu. Namun, bukan berarti jurnalis bisa begitu saja
meloloskannya menjadi fakta dalam teks berita. Bahkan, pada tahap awal,
jurnalis seharusnya langsung mempersoalkan pernyataan yang salah nalar
itu kepada narasumber.
Sebagai contoh pernyataan salah
nalar muncul di dua media cetak, Kedaulatan
Rakyat
(24/3/09, hal 24) dan Koran Tempo
(25/3/09, hal B3) :
Contoh
Pada Kedaulatan
Rakyat,
salah nalar muncul di alinea ke-5 berita berjudul Golput
Rugikan Proses Demokrasi.
Berita ini memuat pernyataan dua pimpinan partai politik tentang golput pada
saat keduanya kampanye, yaitu Yusril Ihza Mahendra (Ketua Majelis Syuro Partai
Kebangkitan Bangsa) dan MS Kaban (Ketua Umum Partai Bulan Bintang).
Alinea ke-5 berita tersebut, yang
hanya terdiri atas tiga kalimat (dua kalimat tak langsung dan satu kalimat
langsung berupa kutipan), memuat pernyataan MS Kaban tentang golput. Alinea
selanjutnya berisi topik lain yaitu tentang panwaslu.
Alinea ke-5 ditulis demikian:
Hal senada diungkapkan Ketua Umum
PBB, MS Kaban. Menurut Kaban, golput merupakan tindakan orang yang tidak
bertanggungjawab. “Sebab kita saat ini sedang mempertahankan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI),” ujarnya.
Pada Koran
Tempo
salah nalar muncul pada berita tentang kelangkaan pupuk. Persoalan salah
nalar mulai di judul hingga di tubuh berita. Judul berita suratkabar ini
demikian: Pupuk Langka karena Petani Belum
Ikut Kelompok Tani.
Pada lead (memimpin),
salah nalar di judul dipertegas.
Kepala Dinas Pertanian Provinsi
Jawa Tengah Aris Budiono menyatakan kelangkaan atau kesulitan petani dalam
memperoleh pupuk pada musim tanam kedua tahun ini disebabkan masih banyak
petani yang belum masuk kelompok tani.
0 komentar:
Posting Komentar